Ibarat perjalanan, mungkin aku adalah kendaraan sedangkan kamu adalah tujuan. Sebelum memulai perjalanan, aku akan mempersiapkan kendaraanku dengan baik agar bisa mencapai tujuanku. Namun ternyata mempersiapkan kendaraan butuh waktu yang tidak sebentar, bekal yang tidak sedikit, berulang-kali jatuh bangun sebelum sampai pada tujuanku.
Fase saat ini, adalah fase dimana Tuhan mengajari kita untuk berikhtiar dan berpasrah sesudahnya. Kita tahu bahwa ikhtiar adalah salah satu cara untuk menjemput semuanya. Namun, pasrah adalah sikap tertinggi dari seseorang setelah berikhtiar. Selama mencapai tujuan, pernahkah merasa ada sebersit kesombongan? Keunggulan diri dibanding lainnya? Dalam hal apapun. Jika iya, berarti saat ini Tuhan menegurmu, berusaha membangunkanmu dari kesombongan yang membuatmu terkadang merendahkan orang lain.
Fase saat ini, adalah sebetulnya Tuhan memberikan waktu yang sangat lebih untuk kembali berbenah, merekonstruksi segala mimpi dan harapan yang pernah kita siapkan dengan sangat rapi di masa lalu, mengevaluasi kembali pencapaian serta usaha yang pernah dilakukan. Masih ingatkah sesaat sebelum kelulusan, sebagian dari kita bahkan seluruhnya mungkin pulang kembali dengan segudang idealisme yang didapatkan selama masa kuliah. Menggebu, memiliki banyak cita-cita untuk diterapkan, berharap cara tersebut dapat merubah perilaku yang telah menjadi kebiasaan di wilayah tertentu. Akan tetapi, Tuhan kembali menghadapkan kita kepada realita. Bukan, Tuhan tidak sedang mencoba meruntuhkan idealisme. Tuhan sedang mengujimu untuk tahu seberapa kuat kamu pertahankan idealisme.
Mungkin, di saat ini Tuhan meminta kita untuk sedikit menunduk bahwa semua yang terjadi membutuhkan proses dan tangga yang harus dipijak dari anak tangga terendah. Maka, jangan pernah merasa tinggi.
Tuhan memberikan kita kesempatan untuk mencoba segala peluang yang ada, tetapi Tuhan juga mengajarkan tidak semua hal yang kamu inginkan bisa dengan mudah kamu dapatkan. Banyak orang yang berlomba-lomba mencoba peluangnya di masa ini. Namun, Tuhan juga sudah mempersiapkan dan menjanjikan bahwa tidak ada satupun makhluknya yang tidak mendapatkan rizki. Maka, berusahalah, jangan khawatir.
Fase saat ini, Tuhan meminta kita untuk lebih banyak bersabar, mencoba segala peluang, memaksimalkan ikhtiar, melatih kesabaran, memupuk keyakinan bahwa tidak pernah ada yang sulit. Maka pandanglah fase ini sebagai suatu 'hadiah' dari Tuhan.
Mungkin, di saat-saat tertentu kita pernah melupakan bahwa Tuhan adalah pemegang kuasa tertinggi di muka bumi melebihi kemampuan manusia. Maka segala peraturan yang ada di bumi tidak akan berlaku jika Tuhan memiliki aturan sendiri.
Mungkin, selama masa bersabar ini, kita kurang meluangkan waktu untuk menengadah sebentar, menengok kembali dan mengakui ke-Maha-annya.
Mungkin, selama masa bersabar ini, kita perlu kembali meniru anak-anak. Semangatnya merayu untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tidak malu untuk merengek, meminta hingga menangis agar barang yang diinginkan bisa didapatkannya.
Tidak apa, masih ada waktu untuk berbenah. Masih belum terlambat.
Dewasalah, perjalanan selalu mengajarkan banyak hal.
-Purwokerto, setelah penolakan
Komentar
Posting Komentar