Langsung ke konten utama

Mengenalmu seumur hidup


Semalam, seorang sahabat bertanya mengapa kemudian orang yang telah menikah lalu bercerai karena ketidakcocokan.
Menurut saya, menikah adalah salah satu sarana untuk saling mengenal lebih jauh. Ketika berpacaran, kamu hanya mengenalnya di usia saat itu. Terlebih, manusia baik laki-laki maupun perempuan selalu berkembang sepanjang usianya. Maka sebenarnya kamu tidak akan tau kejutan-kejutan apa yang mungkin akan muncul selama perkembangan usia, selama pernikahan yang kalian bina.
Tidak ada yang menjamin, sosok yang sekarang kamu idam-idamkan akan terus seperti itu hingga akhir hidup kalian bersama.

Maka, pernikahan adalah memahami setiap hari perilaku partner, caranya berbicara, caranya mengungkapkan marah, caranya memperlakukan orang lain. Jika partner tidak pernah terlihat marah, maka hati-hati bisa jadi dia seperti bom waktu yang akan meledak. Atau, ada perubahan ekspresi yang jika tidak jeli diamati, kita tidak akan pernah memahami.

Pernikahan adalah memahami hakikat pernikahan, hak dan kewajiban pasangan sesuai syari'at, tindakan yang menimbulkan pahala dan dosa. Bila ilmu pernikahan sudah di tangan, apapun hal yang menyebalkan mungkin tidak akan pernah serumit hingga berujung pada perceraian. Inshaallah

Ada lagi sebagian orang mengatakan bahwa setelah menikah menjadi tidak bebas. Sebetulnya apa makna bebas?
Pernikahan bukan mengekang lalu menjadi tidak bebas. Menikah menjadikan kamu yang sebelumnya adalah satu, kini kamu adalah dua.
Artinya, kamu harus berbagi tanggungjawab. Ada seseorang yang menunggu untuk kau ajak berjalan. Ada seseorang yang menunggu untuk mendengar gurauanmu, tertawa bersama. Ada seseorang yang siap, rela memberikan sebagian waktunya untuk mendengarkan ceritamu, meringankan bebanmu. Ada seseorang menanti sepulang kerjamu.
Begitupun denganmu. Dengannya, kamu bisa membagi rasa perhatianmu, kekhawatiran, kekecewaan. Teman berbagi yang sangat mengerti dirimu hingga keburukan, dia siap mendukungmu, berbagi pendapat denganmu.

Jika menikah adalah suatu amalan ringan, maka bukan pernikahanlah amalan untuk menggenapi separuh dien. Menikahlah karena Allah, karena ingin menggenapi separuh agama, ingin mengikuti sunnah Rasulullah. Jangan siakan partner yang Tuhan beri.

Pada akhirnya, menikah adalah memperhatikan, memahami dan belajar setiap hari.
The more you understand every single inch of your partner, the more love may grow in your house everyday

With love,
-dari yang berusaha membangun cinta


Komentar

Postingan populer dari blog ini

tahun terakhir

readers, tepat tanggal 2 september usia kuliahku adalah semester 7. semester yang dianggap (memang) angker buat sebagian besar mahasiswa (termasuk saya). menurutku, skripsi itu masterpiece dari pemikiran sendiri (dibantu dosbing) sebagai syarat kelulusan (skor toefl juga). agenda semester tujuh ini diantaranya kuliah di kelas, praktek 1 stase yaitu Kegawatdaruratan (ICU dan IGD), dan KKN yang ambil jatah liburan. kesimpulannya, semester depan enggak bisa pulang kampung. The last but not least, ada masterpiece scriptsweet bersama tujuh temen lainnya. kita sering banget bareng kalo mikin makalah mata kuliah. miss you guys :* next --> semester 8 semoga semester ini sudah bisa wisuda yaa. rencana April 2014 udah wisuda . Aamiin. semoga bisa wisuda bareng temen-temen ICON :D dan di semester ini ada pelatihan BTCLS, semacem pelatihan pemberian aksi pertama yang dilakukan terhadap pasien gawat darurat (henti nafas, henti jantung). untuk pelatihan itu denger-denger memakan biaya...

inilah rasa tenteram

pertanyaan ini sudah lama aku simpan "mengapa bahu laki-laki selalu lebih lebar  daripada perempuan?" mereka bilang, bahu sebagai tempat bersandar. tetapi, jika dilihat dengan seksama, tangan laki-laki pun selalu lebih panjang perempuan diciptakan lebih mungil daripada laki-laki. entah tangannya, pundaknya, bahunya, bahkan jemarinya. tapi perempuan bukan sosok yang lemah, lelaki juga bukan sosok yang selalu lebih kuat daripada seorang perempuan bahu laki-laki lebih lebar, sebagai penopang perempuan, pun tangannya yang lebih panjang agar selalu menjaga perempuannya dari hal-hal yang membahayakan. selalu mempertahankan dan menjaga perempuannya agar selalu ada di sampingnya, di pelukannya. lalu apa yang kau rasakan? bukankah itu menenteramkan? bukankah itu menenangkan? wanita dengan tubuh yang mungil, bahu yang lebih sempit serta jemari yang lebih kecil, sebagai pelipur saat apapun yang kau anggap besar menjatuhkanmu membuatmu terduduk sedih. perempuan dengan ...

sendiri

Nyatanya, sen diri a dalah hal yang ti dak ingin orang lain rasakan. Betapapun berat usahanya untuk menja di ber dua.  Nyatanya, sen diri a dalah hal yang menyesakkan ketika sa dar bahwa  di hatinya tak a da yang ja di pegangan. Tuhan pun ti dak a da  dalam hatinya Lalu ketika ga dis itu menya dari  dirinya se dang bera da  di tepi, bingung kemana ia harus berpegangan untuk bertahan. Seorang laki-laki berusaha men dekat, entah apa maksu d  daripa da niatnya men dekati ga dis itu. Lelaki itu mengulurkan tangan, tetapi ujung jari ke dua orang tersebut bahkan sulit untuk bertemu. Seorang ga dis mun dur selangkah, se dangkan laki-laki itu maju selangkah. Lalu, ke dua orang tersebut mencoba menerka-nerka apa yang a da  dalam hatinya masing-masing