Langsung ke konten utama

apapun butuh kata



beberapa hari yang lalu, aku sempet posting mengenai melankolis tulen
disitu jelas-jelas saya tulis kalo sesama melankolis tidak butuh kata untuk saling memahami
dan kali ini pendapat itu saya bantah sendiri!
perbedaan sifat yang paling mendasar, sifat dan karakter yang berbeda, itu bisa merubah segalanya
termasuk hubungan pertemanan yang harmonis
akhirnya dimulai dari aku yang duluan ngambek

membicarakan permasalahan bersama, menuntut kami untuk saling menomorduakan ego masing-masing
salah, karena dari awal kita tidak saling terbuka untuk menyatakan siapa 'kami' sebenarnya
bagaimana karakter kami

dan kami memang belum saling mengenal
keterbukaan itu penting, karena sifat peka sewaktu-waktu memang tidak muncul
dan yaah begitulah laki-laki

aku pernah diberitahu soal sifat laki-laki, salah satunya ketika dia sedang dalam kondisi batin yang tidak baik (moody, marah, dsb)
laki-laki punya gua pribadi, yang artinya tidak ada bisa mengusik kediamannya di gua itu selain dirinya sendiri
dan sikap kita seharusnya adalah membiarkan dia
karena nanti, dia pasti akan bicara soal ini

dan benar!
semalam dia menyatakan semuanya
sebab kepergiannya yang memang sangat harus | permintaan maafnya karena meninggalkan kami | kesungguhan hatinya yang tidak ingin meninggalkan kami sendiri

aku rasa itu lebih dari sekedar kata, yang perlu kita tahu
dan lagi-lagi aku salah menilai

laki-laki --> misterius

seperti apapun kita, kata adalah kunci segalanya
bukan hanya sekedar perasaan dan kepekaan

selamat pagi :)

-salatiga, 9.23 am


Komentar

Postingan populer dari blog ini

tahun terakhir

readers, tepat tanggal 2 september usia kuliahku adalah semester 7. semester yang dianggap (memang) angker buat sebagian besar mahasiswa (termasuk saya). menurutku, skripsi itu masterpiece dari pemikiran sendiri (dibantu dosbing) sebagai syarat kelulusan (skor toefl juga). agenda semester tujuh ini diantaranya kuliah di kelas, praktek 1 stase yaitu Kegawatdaruratan (ICU dan IGD), dan KKN yang ambil jatah liburan. kesimpulannya, semester depan enggak bisa pulang kampung. The last but not least, ada masterpiece scriptsweet bersama tujuh temen lainnya. kita sering banget bareng kalo mikin makalah mata kuliah. miss you guys :* next --> semester 8 semoga semester ini sudah bisa wisuda yaa. rencana April 2014 udah wisuda . Aamiin. semoga bisa wisuda bareng temen-temen ICON :D dan di semester ini ada pelatihan BTCLS, semacem pelatihan pemberian aksi pertama yang dilakukan terhadap pasien gawat darurat (henti nafas, henti jantung). untuk pelatihan itu denger-denger memakan biaya...

inilah rasa tenteram

pertanyaan ini sudah lama aku simpan "mengapa bahu laki-laki selalu lebih lebar  daripada perempuan?" mereka bilang, bahu sebagai tempat bersandar. tetapi, jika dilihat dengan seksama, tangan laki-laki pun selalu lebih panjang perempuan diciptakan lebih mungil daripada laki-laki. entah tangannya, pundaknya, bahunya, bahkan jemarinya. tapi perempuan bukan sosok yang lemah, lelaki juga bukan sosok yang selalu lebih kuat daripada seorang perempuan bahu laki-laki lebih lebar, sebagai penopang perempuan, pun tangannya yang lebih panjang agar selalu menjaga perempuannya dari hal-hal yang membahayakan. selalu mempertahankan dan menjaga perempuannya agar selalu ada di sampingnya, di pelukannya. lalu apa yang kau rasakan? bukankah itu menenteramkan? bukankah itu menenangkan? wanita dengan tubuh yang mungil, bahu yang lebih sempit serta jemari yang lebih kecil, sebagai pelipur saat apapun yang kau anggap besar menjatuhkanmu membuatmu terduduk sedih. perempuan dengan ...

sendiri

Nyatanya, sen diri a dalah hal yang ti dak ingin orang lain rasakan. Betapapun berat usahanya untuk menja di ber dua.  Nyatanya, sen diri a dalah hal yang menyesakkan ketika sa dar bahwa  di hatinya tak a da yang ja di pegangan. Tuhan pun ti dak a da  dalam hatinya Lalu ketika ga dis itu menya dari  dirinya se dang bera da  di tepi, bingung kemana ia harus berpegangan untuk bertahan. Seorang laki-laki berusaha men dekat, entah apa maksu d  daripa da niatnya men dekati ga dis itu. Lelaki itu mengulurkan tangan, tetapi ujung jari ke dua orang tersebut bahkan sulit untuk bertemu. Seorang ga dis mun dur selangkah, se dangkan laki-laki itu maju selangkah. Lalu, ke dua orang tersebut mencoba menerka-nerka apa yang a da  dalam hatinya masing-masing