"Dan tiadalah kehidupan di dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"
(Al-An'am ayat 32)
Betul, bukan gurauan, bukan sekedar nasehat orang jaman dahulu yang selalu bilang bahwa 'hidup itu cuma mampir ngombe' (hidup itu cuma mampir minum). Bahkan menurut saya, kehidupan kita saat ini adalah hanya menunggu giliran kematian yang setiap saat bisa datang. Tanpa ijin, Tanpa tawar menawar. Tanpa bertanya kesiapan kita.
Kematian datang tanpa peduli berapa usia kita, berapa amal yang sudah kita kumpulkan, bahkan mungkin jumlah kemaksiatan yang kita lakukan jauh berkali lipat lebih banyak daripada amal baik yang kita lakukan
Ada peristiwa kematian dari teman adik saya. Usianya muda, kisaran 20an (terbukti jika kematian tidak memandang usia), teman satu komunitas katanya. Beliau mengalami kecelakaan, dan ketika tiba di rumah sakit, beliau sudah tidak bernyawa.
Saya, seorang perawat. Bekerja di ruangan kritis memaksa kita untuk menyadari bahwa kita tidak pernah bisa menahan apa yang sudah ditakdirkan untuk pergi. Semuanya bisa berubah dalam hitungan detik, menit. Lalu, kita sebagai manusia hanya bisa mengusahakan yang terbaik tanpa bisa melawan bahkan menunda kematian. Seberapa kuatpun usaha kita melakukan pertolongan maupun resusitasi.
Kita betul-betul tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi sedetik, semenit, bahkan sejam kemudian. Tetapi, kadang manusia dengan sifat ke-sok-tahuannya, merasa bahwa hidupnya masih lebih panjang. Ternyata ?
Jika kita benar-benar sadar bahwa kematian itu pasti, mengapa kita masih bisa melenggang santai seolah sangat yakin bahwa hidup kita masih panjang?
Jika kita benar sadar bahwa kematian itu pasti, mengapa kita masih ringan saja melakukan kemaksiatan padahal Allah sudah sangat mengutuknya dan jelas memberikan dosa atas kemaksiatan yang kita lakukan?
Jika kematian itu pasti, mengapa kita masih menunda untuk melakukan solat tepat waktu, menunda menutup aurat dengan sempurna, menunda berbakti pada kedua orangtua?
Jika kematian itu pasti, maka bersiaplah sejak saat ini~
Allah tidak pernah menghina perubahan sekecil apapun, bahkan niat dalam hati pun Allah mendengar
Mengemislah dengan anggun
Sempurna itu milik Allah, tapi menuju sempurna adalah pilihan kita
Istiqomahlah walau sulit
-Semarang
Makasi cels dah ngingetin :"(
BalasHapus