Terkadang, kita sibuk menerka-nerka seperti apa kehidupan yang akan terjadi sedetik, sejam, sebulan bahkan hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Kita sebagai manusia tidak salah untuk berfikir karena Tuhan sudah membekali kita dengan akal pikiran untuk bertahan di kehidupan dunia. Tetapi terkadang kita terlalu mencemaskan apa yang akan terjadi, seperti memaksakan diri. Seolah kita seperti terlalu khawatir dengan apa yang akan terjadi.
Kita seperti tidak percaya sepenuhnya bahwa kehidupan yang akan kita jalani adalah kehidupan yang telah digariskan. What we have to do is trying our best, no matter what. Kita seperti merasa takut bahwa kehidupan yang nanti akan kita jalani tidak akan seperti yang kita bayangkan.
Bukankah kita telah jahat? Meragukan Tuhan sebagai sebaik-baik perencana?
Bukankah kita telah durhaka? Dengan tidak mengakui Tuhan memiliki skenario yang paling baik?
Tidak salah jika manusia berusaha dan berpikir untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dengan akal dan pikirannya. Tetapi semua memiliki batas, pun dengan akal.
Tentang apa yang akan terjadi nanti, kita akan menjadi apa, kita akan tinggal dimana, dengan siapa, kita akan bekerja dimana, kita hidup dengan baikkah dan segala pertanyaan lainnya. Tuhan lebih berhak. Tuhan lebih memiliki kuasa atas itu semua.
Berusahalah, takdir akan berubah sesuai dengan usaha manusia.
Imani. Tuhan tidak sejahat itu~
-Yogyakarta, 02 Januari 2016
Komentar
Posting Komentar