Langsung ke konten utama

tentang memantaskan diri



Wanita itu terlihat sangat tenang, padahal pernikahannya tinggal seminggu lagi. Aku melihatnya sering mengisi waktunya dengan membaca buku tentang nasihat pernikahan, tilawah untuk memantapkan hati dan menjauhi fitnah.
Aku tergelitik untuk bertanya sesuatu padanya

"Mbak, apakah dulu mbak pernah meminta jodoh pada Tuhan?"

"Iya, mbak meminta. Tapi jodoh memang datang di saat yang tidak pernah kita duga waktunya. Dulu pun mbak sangat penasaran rupa jodoh mbak seperti apa. Parasnya, keilmuannya, latar belakangnya. Apakah dia seseorangyang pernah kita kenal sebelumnya. Ya, seperti itulah"

"Lalu ? Apakah yang ini sesuai dengan kriteria yang mbak minta?"

"Pada dasarnya, kriteria itu hanyalah sebuah patokan, bukan suatu keharusan. Mas membuat mbak merasa nyaman, dan percaya atau tidak kita saling melengkapi. Dan memang betul, jodoh merupakan cerminan diri kita."

Aku mendapat pencerahan dari pembicaraan ini, lalu kemudian aku kembali sibuk berangan merancang langkah-langkah untuk memantaskan diri. Idealis jika berbicara mengenai kriteria pendamping hidup, namun kepantasan memenangkan segalanya, termasuk memenangkan Tuhan untuk memilihkan yang terbaik nantinya.


-Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerita si pipa dan ember

akhirnya semarang menangis, seperti lagu anang we were caught in rain this evening sodara sodara agenda silasen (Silaturahmi Dosen), salah satu agenda fosimmik tetap berjalan walau hujan mengguyur tembalang Pembicara kali ini adalah mbak diah (staff akademik) dan suaminya bernama Mas Taufik they are recommended karena beliau berdua enterpreneur sejak masih kuliah ternyata sebetulnya ini pertemuan kedua kami dengan beliau untuk sharing masalah kewirausahaan yaa kalau di FOSIMMIK  (organisasi rohis PSIK.red) kita menekankan pada usaha fotokopi dan penjualan barang-barang yang dihandle oleh DKM (Departemen Kewirausahaan) :D mas taufik lalu memberikan cerita kurang lebih seperti ini ini cerita lama sebenernya jaman dulu, ada 2 orang sahabat bernama pipa dan ember mereka berdua sama-sama bekerja sebagai distributor air karena didesa tersebut sumber air terlalu jauh (kalo di iklan 'sumber air sudeka, beta sonde main aer :D ') si pipa bertubuh mungil, kurus sep

which is better?

Ada seseorang yang diciptakan peka, hingga suara hati yang tak terdengarpun bisa dia dengar Ada pula seseorang yang diciptakan tidak peka, hingga kesedihan yang terpancar lewat wajah orang terdekatnya pun ia tidak tahu Jika situasinya adalah antara laki-laki dan perempuan, mana yang lebih baik? Tidak peka, lalu orang lain akan merasa jengkel karena tidak merasa diperhatikan. Kita malah bebas melenggang karena merasa tidak terlibat terlalu jauh secara sikap dan sifat Atau Peka, lalu orang lain akan merasa bahagia dengan adanya kita yang perhatian, sayang. Kita malah merasa berat untuk mulai meninggalkan karena terlalu banyak ikut campur Keduanya baik, sesuaikan dengan kondisi. Bila merasa mulai lelah sebagai orang yang peka, sesekali menjadi orang yang berbeda pun tidak apa

Perjalanan dan Tujuan

Ibarat perjalanan, mungkin aku adalah kendaraan sedangkan kamu adalah tujuan. Sebelum memulai perjalanan, aku akan mempersiapkan kendaraanku dengan baik agar bisa mencapai tujuanku. Namun ternyata mempersiapkan kendaraan butuh waktu yang tidak sebentar, bekal yang tidak sedikit, berulang-kali jatuh bangun sebelum sampai pada tujuanku. Fase saat ini, adalah fase dimana Tuhan mengajari kita untuk berikhtiar dan berpasrah sesudahnya. Kita tahu bahwa ikhtiar adalah salah satu cara untuk menjemput semuanya. Namun, pasrah adalah sikap tertinggi dari seseorang setelah berikhtiar. Selama mencapai tujuan, pernahkah merasa ada sebersit kesombongan? Keunggulan diri dibanding lainnya? Dalam hal apapun. Jika iya, berarti saat ini Tuhan menegurmu, berusaha membangunkanmu dari kesombongan yang membuatmu terkadang merendahkan orang lain. Fase saat ini, adalah sebetulnya Tuhan memberikan waktu yang sangat lebih untuk kembali berbenah, merekonstruksi segala mimpi dan harapan yang pernah kita si