Langsung ke konten utama

untukmu sahabatku :')



aku memang bukan yang terbaik
aku yang kukira sudah cukup peka
aku yang kukira sudah cukup perhatian dengan sekitarku
namun, maaf belum bisa menjadi sahabat yang baik untuk kalian

kalian sangat mengenalku
aku yang melankolis, sensitif, perhatian, tak bisa untuk memulai lebih dulu, pendengar yang baik, dan masih banyak lagi
mungkin aku tak sebaik itu mengenal kalian

sekarang mungkin aku cuek, kehilangan kepekaan untuk menyadari sekitarku
aku yang tidak pandai untuk memulai
untuk sekedar berkata hai, selamat pagi atau selamat istirahat
karena menurutku, untuk apa?
tidak penting

benar kata orang
menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan itu sulit
sekarang, lupakanlah sudah berapa lama kita bersahabat
1 tahun?
2 tahun?
5 tahun?
kalau untuk saling memahami pun aku belum sanggup sepenuhnya

dan malam itu aku berjanji untuk lebih peka
untuk lebih mengerti
memahami kalian
bahwa sahabat itu bukanlah hanya sekedar aksesoris
bukanlah sekedar barang yang kita butuhkan
lalu diabaikan ketika tidak membutuhkannya?

sahabat,
maaf apabila belum mengerti kalian
maaf apabila aku tidak fokus terhadap apa yang kalian ceritakan
kisah cinta, prestasi, kehidupan kampus
mungkin aku yang terlalu sibuk
maaf kalau aku juga (masih) belum bisa menghafal alur cerita curhatan kalian
sedangkan mungkin kalian ingat betul setiap detil kisah yang pernah aku ceritakan

sahabat,
hey aku belum sempurna, begitu juga dengan kalian
maka terimalah aku dengan segala aku
aku pun begitu
karena tak akan pernah ada yang sama

jangan kau bandingkan antara sahabat yang satu dengan yang lain
karena pasti berbeda
dan yang perlu kita sadari,
setiap dari kita berusaha sangat keras, berpikir untuk bagaimana caranya memulai

jangan tunggu,
mulailah, selagi mereka masih sahabat


selagi kita masih sahabat
dan selalu sahabat sampai kapanpun
:)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

tahun terakhir

readers, tepat tanggal 2 september usia kuliahku adalah semester 7. semester yang dianggap (memang) angker buat sebagian besar mahasiswa (termasuk saya). menurutku, skripsi itu masterpiece dari pemikiran sendiri (dibantu dosbing) sebagai syarat kelulusan (skor toefl juga). agenda semester tujuh ini diantaranya kuliah di kelas, praktek 1 stase yaitu Kegawatdaruratan (ICU dan IGD), dan KKN yang ambil jatah liburan. kesimpulannya, semester depan enggak bisa pulang kampung. The last but not least, ada masterpiece scriptsweet bersama tujuh temen lainnya. kita sering banget bareng kalo mikin makalah mata kuliah. miss you guys :* next --> semester 8 semoga semester ini sudah bisa wisuda yaa. rencana April 2014 udah wisuda . Aamiin. semoga bisa wisuda bareng temen-temen ICON :D dan di semester ini ada pelatihan BTCLS, semacem pelatihan pemberian aksi pertama yang dilakukan terhadap pasien gawat darurat (henti nafas, henti jantung). untuk pelatihan itu denger-denger memakan biaya...

inilah rasa tenteram

pertanyaan ini sudah lama aku simpan "mengapa bahu laki-laki selalu lebih lebar  daripada perempuan?" mereka bilang, bahu sebagai tempat bersandar. tetapi, jika dilihat dengan seksama, tangan laki-laki pun selalu lebih panjang perempuan diciptakan lebih mungil daripada laki-laki. entah tangannya, pundaknya, bahunya, bahkan jemarinya. tapi perempuan bukan sosok yang lemah, lelaki juga bukan sosok yang selalu lebih kuat daripada seorang perempuan bahu laki-laki lebih lebar, sebagai penopang perempuan, pun tangannya yang lebih panjang agar selalu menjaga perempuannya dari hal-hal yang membahayakan. selalu mempertahankan dan menjaga perempuannya agar selalu ada di sampingnya, di pelukannya. lalu apa yang kau rasakan? bukankah itu menenteramkan? bukankah itu menenangkan? wanita dengan tubuh yang mungil, bahu yang lebih sempit serta jemari yang lebih kecil, sebagai pelipur saat apapun yang kau anggap besar menjatuhkanmu membuatmu terduduk sedih. perempuan dengan ...

sendiri

Nyatanya, sen diri a dalah hal yang ti dak ingin orang lain rasakan. Betapapun berat usahanya untuk menja di ber dua.  Nyatanya, sen diri a dalah hal yang menyesakkan ketika sa dar bahwa  di hatinya tak a da yang ja di pegangan. Tuhan pun ti dak a da  dalam hatinya Lalu ketika ga dis itu menya dari  dirinya se dang bera da  di tepi, bingung kemana ia harus berpegangan untuk bertahan. Seorang laki-laki berusaha men dekat, entah apa maksu d  daripa da niatnya men dekati ga dis itu. Lelaki itu mengulurkan tangan, tetapi ujung jari ke dua orang tersebut bahkan sulit untuk bertemu. Seorang ga dis mun dur selangkah, se dangkan laki-laki itu maju selangkah. Lalu, ke dua orang tersebut mencoba menerka-nerka apa yang a da  dalam hatinya masing-masing