Wanita itu terlihat sangat tenang, padahal pernikahannya tinggal seminggu lagi. Aku melihatnya sering mengisi waktunya dengan membaca buku tentang nasihat pernikahan, tilawah untuk memantapkan hati dan menjauhi fitnah. Aku tergelitik untuk bertanya sesuatu padanya "Mbak, apakah dulu mbak pernah meminta jodoh pada Tuhan?" "Iya, mbak meminta. Tapi jodoh memang datang di saat yang tidak pernah kita duga waktunya. Dulu pun mbak sangat penasaran rupa jodoh mbak seperti apa. Parasnya, keilmuannya, latar belakangnya. Apakah dia seseorangyang pernah kita kenal sebelumnya. Ya, seperti itulah" "Lalu ? Apakah yang ini sesuai dengan kriteria yang mbak minta?" "Pada dasarnya, kriteria itu hanyalah sebuah patokan, bukan suatu keharusan. Mas membuat mbak merasa nyaman, dan percaya atau tidak kita saling melengkapi. Dan memang betul, jodoh merupakan cerminan diri kita." Aku mendapat pencerahan dari pembicaraan ini, lalu kemudian aku kembali sibuk be...
when the words are everlasting than just keeping it in your memories