Tuhan tidak pernah luput, termasuk menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan. Bukan hanya untuk manusia, bahkan hewan dan tumbuhan pun memiliki pasangannya sebagai takdir. Akupun begitu. Bagaimana jika aku meminta takdirku adalah kamu? Bisakah?
Kamu, dengan sosokmu yang sedemikian indah. Tidak luput dengan bacaan Qur'anmu setiap harinya. Bibir yang selalu bergumam mengucap tasbih, bertasbih kepadaNya tanpa lelah. Lalu, maukah kamu jika aku jadi pendampingmu suatu saat nanti?
Kamu, dengan segala kerendah hatianmu, dengan segudang ilmu yang kamu miliki. Termasuk hafalan ayat suci yang kamu ingat, sedangkan aku hanya baru menghafal beberapa suratan saja. Bersediakah kamu jadi imamku, mengajariku agar bisa mengimbangimu?
Kamu, dengan sosok teladanmu yaitu Rasulullah, menenangkan ketika berbicara, menyenangkan ketika berdiskusi, berhati-hati apabila berinteraksi dengan orang lain, tanpa bermaksud ingin menyakiti hatinya. Kamu sangat suka dengan anak kecil, matamu berbicara, hingga setiap anak tertarik denganmu, memudahkanmu mencetak anak-anak menjadi sosok yang sholeh seperti ayahnya. Lalu, maukah kamu menjadi imamku? Penggenap separuh dienku?
Kamu, dengan ilmu agama yang telah kamu pelajari selama bertahun-tahun. Dengan prinsip hidup yang kamu miliki. Jangankan kamu berani menentang ibumu, menentang Allah saja kamu sangat takut. Jangankan memacari seorang wanita, menyentuhnya saja kamu tidak berani. Karena Allah membayangi tiap langkahmu, tiap hela nafasmu, hingga tiap langkah kaki yang membawamu kemanapun kamu pergi
Dengan demikian, aku yang seperti ini, dengan jilbab yang masih seadanya, ilmu agama yang sangat cetek, masih maukah engkau bersamaku?
Bukankah tujuan kita sama? Ke surga kan?
Komentar
Posting Komentar