Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

ada kamu :)

Pernah merasa ketika apa yang sudah dilakukan, namun tidaklah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang lain. Tidak sesuai standar, tidak sesuai profesi dan sebagainya. Pernah merasa ketika semua usaha yang dilakukan di malam-malam sebelumnya (bahkan hingga tidak tidur) hanya terbalaskan dengan sebuah predikat Itu hakikat kehidupan. Kadang merasa tidak adil, terkadang merasa pundak ini sudah terlalu berat, kaki ini tidak sanggup menopang keinginan raga yang terlalu bersemangat, fisik yang terdapat keterbatasan, pikiran yang terkadang tumpul, niat yang tidak se-benderang di awal perjuangan Perjuangan memang berat, berat sekali. Kadang merasa getir dan membatin 'inikah yang harus aku lakukan?'. Hei, perjalanan masih sangat panjang. Terduduk dan menangis itu kadang sebuah ekspresi yang muncul secara spontan sebagai penampakan perasaan. Namun, tidak perlu berlama-lama. Aku ingin semuanya segera selesai, begitupun kamu Secara fisik, aku sendirian untuk perjuangan ini. Nam

suara bapak

Bisa dikatakan, aku ini anak ibu. Kemanapun selalu bersama ibu, walau hanya jalan berdua, sekedar minum segelas es campur, berburu diskon bersama, memilih sepatu, baju atau apapun. Aku satu-satunya perempuan, karena kedua adikku laki-laki. Itulah sebenarnya agak sulit untuk beradaptasi ketika awal kuliah di Semarang. Apapun harus aku jalani sendiri, menentukan pilihan sendiri. Mungkin itu yang kemudian membuatku dewasa Ibu dan bapak merupakan sosok yang sangat berbeda. Ibu yang sangat perhatian dengan kuantitas pesan singkat yang tidak pernah luput setiap harinya walau sekedar 'lagi apa sayang?' Berbeda dengan bapak, beliau bukan tipe orang yang sangat perhatian. Mungkin perhatian (secara langsung) tidak termasuk dalam sifat melankolisnya. Kadang di suatu waktu beliau bisa menjadi sangat sanguinis. Haha, dan aku sangat menikmati itu Sesekali bapak berbicara, hal itu pasti menyangkut kehidupan. Sangat bermakna, sehingga berhasil membuat aku yang awalnya agak rewel menjadi

jatuh cinta

Jatuh cinta berarti kesiapan. Siap untuk merasakan sakit. Siap untuk menerima cinta yang tidak terbalas. Siap untuk terjatuh, entah untuk yang keberapa kali bagi sebagian orang. Siap untuk merasa kehilangan. Siap untuk menyambut angin baik yang selalu berhembus setiap harinya. Hei, jatuh cinta bukan melulu hanya soal perasaan. Jatuh cinta berarti keyakinan. Jangan bermain dengan perasaan yang kamu punya sekarang, kadang dia bisa melambungkanmu, kadang dia juga bisa menjatuhkanmu serendah-rendahnya Jatuh cinta itu seperti halnya kamu mencoba sesuatu yang menegangkan, seperti menerbangkan parasut misalnya. Kamu harus mempersiapkan segalanya, peralatan yang harus kamu bawa untuk menyelamatkan dirimu sendiri, fisik yang baik untuk mencobanya, dan takdir yang akan kau temui. Hidup atau mati Begitulah dengan cinta, kamu tidak akan pernah tau apa yang lawanmu rasakan terhadapmu. Maka siapkanlah, agar kamu tidak akan merasakan kekecewaan yang dalam. Agar kamu tidak merasakan kepedihan h

pagi, wonosari

Alhamdulillah Allah masih ijinkan untuk membagikan kesegaran angin subuh hari ini. Sementara yang lain masih terlelap -membangunkannya pun sangat sulit-, aku menghirup lekat-lekat angin pagi di desa ini. Desa tempatku KKN sekarang ini 12 days remaining. Tinggal sebentar lagi yaa, menghirup udara sesegar ini agaknya terasa sulit didapatkan di semarang. Masih ada beberapa hari lagi untuk menikmatinya Duduk di kursi depan teras, memandangi sawah yang masih terendam hujan kemarin. Lebih terlihat seperti danau. Jarang sekali orang terlihat berlalu lalang, pasar pasti telah lebih dulu ramai dengan ibu-ibu yang harus masak untuk keluarganya Ketika hujan menjadi berkah sekaligus bencana bagi lingkungan. Lalu, siapa lagi yang harus disalahkan selain manusia itu sendiri?