Langsung ke konten utama

ketetapan Allah



setiap manusia memiliki fase dalam kehidupannya. kebanyakan berurutan semisal sekolah-kuliah-bekerja-kuliah lagi-menikah-punya anak dan seterusnya. namun ternyata tidak semua orang memiliki fase yang runtut. kadang ada beberapa fase yang tertunda atau yang tidak dialami oleh sebagian orang

terlewati atau tidak terlewatinya sebuah fase, ialah rejeki. rejeki yang sama dalam pandangan Allah, dalam artian bagi mereka yang masih sendiri sedangkan teman-teman seusianya sudah menikah, berarti Allah masih memberikan rizki dan kesempatan pada mereka untuk berbakti pada orangtuanya, atau quality time bersama adik-adiknya, atau menggantikan peran sebagai tulang punggung di keluarganya

banyak hal yang sebenarnya kita luput, kita hanya melihat noda, sementara kenikmatan lain yang Allah berikan selalu kita abaikan karena itu tidak sesuai seperti yang kita harap dan inginkan.
Ada yang sudah hampir satu tahun menikah, belum dikaruniai seorang anak sedangkan mereka yang lain sudah hamil sebulan setelah menikah. itu juga bagian daripada rizki

padahal waktu SMA dulu, definisi kehamilan sangat simpel yaitu bertemunya sel sperma dan sel telur. tapi nyatanya tidak sesederhana itu. kita lupa bahwa yang mengendalikan sperma dan sel telur adalah Allah. jadi, sudah sejauh mana ikhtiar dan doa kita?

bukan hanya manusia yang mendamba keseriusan. Allah lebih mendambakan keseriusan dan kemanjaan seorang hamba terhadapNya.

jadi, tetaplah bermanja dan serius agar Allah yakin kita mampu diberikan sebuah amanah besar dalam setiap fase kehidupan. bukan hanya bermanja saat meminta, tapi lupa saat sudah diberikan
#selfreminder

ingat, doa mampu mengubah takdir..


Semarang, 07 Agt 2018
*dengan doa yang sama


Komentar

Postingan populer dari blog ini

tahun terakhir

readers, tepat tanggal 2 september usia kuliahku adalah semester 7. semester yang dianggap (memang) angker buat sebagian besar mahasiswa (termasuk saya). menurutku, skripsi itu masterpiece dari pemikiran sendiri (dibantu dosbing) sebagai syarat kelulusan (skor toefl juga). agenda semester tujuh ini diantaranya kuliah di kelas, praktek 1 stase yaitu Kegawatdaruratan (ICU dan IGD), dan KKN yang ambil jatah liburan. kesimpulannya, semester depan enggak bisa pulang kampung. The last but not least, ada masterpiece scriptsweet bersama tujuh temen lainnya. kita sering banget bareng kalo mikin makalah mata kuliah. miss you guys :* next --> semester 8 semoga semester ini sudah bisa wisuda yaa. rencana April 2014 udah wisuda . Aamiin. semoga bisa wisuda bareng temen-temen ICON :D dan di semester ini ada pelatihan BTCLS, semacem pelatihan pemberian aksi pertama yang dilakukan terhadap pasien gawat darurat (henti nafas, henti jantung). untuk pelatihan itu denger-denger memakan biaya...

inilah rasa tenteram

pertanyaan ini sudah lama aku simpan "mengapa bahu laki-laki selalu lebih lebar  daripada perempuan?" mereka bilang, bahu sebagai tempat bersandar. tetapi, jika dilihat dengan seksama, tangan laki-laki pun selalu lebih panjang perempuan diciptakan lebih mungil daripada laki-laki. entah tangannya, pundaknya, bahunya, bahkan jemarinya. tapi perempuan bukan sosok yang lemah, lelaki juga bukan sosok yang selalu lebih kuat daripada seorang perempuan bahu laki-laki lebih lebar, sebagai penopang perempuan, pun tangannya yang lebih panjang agar selalu menjaga perempuannya dari hal-hal yang membahayakan. selalu mempertahankan dan menjaga perempuannya agar selalu ada di sampingnya, di pelukannya. lalu apa yang kau rasakan? bukankah itu menenteramkan? bukankah itu menenangkan? wanita dengan tubuh yang mungil, bahu yang lebih sempit serta jemari yang lebih kecil, sebagai pelipur saat apapun yang kau anggap besar menjatuhkanmu membuatmu terduduk sedih. perempuan dengan ...

sendiri

Nyatanya, sen diri a dalah hal yang ti dak ingin orang lain rasakan. Betapapun berat usahanya untuk menja di ber dua.  Nyatanya, sen diri a dalah hal yang menyesakkan ketika sa dar bahwa  di hatinya tak a da yang ja di pegangan. Tuhan pun ti dak a da  dalam hatinya Lalu ketika ga dis itu menya dari  dirinya se dang bera da  di tepi, bingung kemana ia harus berpegangan untuk bertahan. Seorang laki-laki berusaha men dekat, entah apa maksu d  daripa da niatnya men dekati ga dis itu. Lelaki itu mengulurkan tangan, tetapi ujung jari ke dua orang tersebut bahkan sulit untuk bertemu. Seorang ga dis mun dur selangkah, se dangkan laki-laki itu maju selangkah. Lalu, ke dua orang tersebut mencoba menerka-nerka apa yang a da  dalam hatinya masing-masing