dulu, di usia yang belia, saya dan mungkin hampir semua teman sebaya sangat sempit mengartikan kata 'menerima'. saat gejolak remaja, kata-kata menerima semudah mengatakan 'cinta itu menerima apa adanya'. ternyata setelah dewasa, kata 'menerima' tidak lagi memiliki definisi yang sempit
ketika sebagian dari kita di usia dewasa, mulai mencari dan memberanikan diri untuk membuka hati, disitulah kata 'menerima' diuji. ketika sepasang manusia kemudian memutuskan untuk masing-masing membuka diri, ada fase yang dinamakan sinkronisasi. menyamakan persepsi mengenai kehidupan, baik yang bersifat keseharian maupun prinsipal.
sebetulnya setiap orang telah memiliki standarnya masing-masing untuk kemudian mencari yang seirama, agar nantinya kehidupan yang dijalani menjadi sinkron. tidak mungkin dalam satu kapal memiliki dua nahkoda dengan tujuan yang berbeda, prinsip yang berbeda, maka pilihannya adalah kapal itu tidak akan sampai ke tujuan atau akan karam di tengah lautan.
menyiapkan diri untuk bisa menerima ternyata tidak membutuhkan waktu yang singkat. itu perlu dipersiapkan dan dipupuk bertahun-tahun sehingga tidak ada kata kecewa ketika sesuatu hal terjadi tidak sesuai dengan harapan, karena kita sudah menyiapkan ruang menerima yang luas.
maka jika setiap manusia telah menyiapkan ruang menerima dalam hatinya, maka dia akan memiliki jiwa yang lapang, ikhlas, legowo. apa yang menjadi kekurangan pasangannya dilihat sebagai ibadahnya. that's what we are as clothes for each. kita adalah pakaian dari pasangan kita sendiri
mereka dengan jiwa yang lapang meyakini bahwa apa-apa yang sedang dijalani akan diyakininya sebagai takdir atau ketentuan dari Allah. lalu menerima juga harus diiringi dengan rasa percaya bahwa ini adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik. seburuk apapun menurut manusia~
maka jika setiap manusia telah menyiapkan ruang menerima dalam hatinya, maka dia akan memiliki jiwa yang lapang, ikhlas, legowo. apa yang menjadi kekurangan pasangannya dilihat sebagai ibadahnya. that's what we are as clothes for each. kita adalah pakaian dari pasangan kita sendiri
mereka dengan jiwa yang lapang meyakini bahwa apa-apa yang sedang dijalani akan diyakininya sebagai takdir atau ketentuan dari Allah. lalu menerima juga harus diiringi dengan rasa percaya bahwa ini adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik. seburuk apapun menurut manusia~
Komentar
Posting Komentar