Kemarin, aku mendapatkan sebuah entah teguran atau pelajaran berharga dari Allah. Mungkin ini salah satu tanda, Allah ingin mengingatkanku, ingin menarikku kembali ke jalan yang benar. Aku menjadi mengerti bahwa belajar mengerti orang lain adalah sulit, apalagi jika orang tersebut ternyata tidak sepaham dengan kita. Namun, tidak sepaham bukan berarti ilmu kita lebih tinggi. Bukan, Bukan itu yang saya maksud.
Kemarin, saya belajar bahwa menjaga perasaan orang lain adalah suatu keharusan. Pada konteks ini, menjaga perasaan semisal menjaganya dari hal-hal yang tidak dia sukai, menjaganya dari kata-kata kasar/buruk, hal-hal yang bisa membuatnya kehilangan harga diri, hal-hal yang bisa membuat dirinya malu setengah mati dan hal-hal yang melukai privasinya. Terlebih bila orang tersebut sedang berada dalam proses memperbaiki diri.
Siapa sangka, manusia yang sekarang paling baik, memiliki masa lalu yang sangat kelam sampai-sampai orang tidak bisa percaya bahwa mereka adalah sosok yang sama. Sebaik-baiknya manusia, mereka pernah menjadi dan merasa dirinya paling buruk. Yang terlihat baik, belum tentu sebenarnya baik. Mungkin kebetulan saja saat kamu melihatnya sedang melakukan hal baik. Lantas jangan langsung membencinya atau merendahkannya bila suatu saat kamu memergokinya sedang melakukan keburukan. Mungkin saja dia lupa, atau mungkin dia masih dalam proses memperbaiki diri.
Kamu hanya tidak tahu bahwa dibalik penampilannya, dengan jilbab lebarnya, dia harus menerima cemoohan dan ledekan dari teman-temannya
Kamu hanya belum tahu bahwa dibalik jenggot dan celana cingkrangnya, dia sebenarnya sedang memperjuangkan sunnah baginda Rasulullah SAW
Kamu hanya belum tahu bahwa dengan keadaannya saat ini, penampilannya saat ini, dia telah melalui proses yang sangat panjang, kegundahan, kesiapan untuk (mungkin) kehilangan beberapa temannya
Kamu hanya belum tahu bahwa untuk menjadi seperti ini, beberapa orang rela berseteru dengan keluarganya hingga terusir. Hanya untuk seperti ini
Kamu hanya belum tahu, untuk menjadi seperti ini seseorang berperang dengan dirinya sendiri, hal-hal yang dia sukai, hal yang menjadi kesenangannya semasa lampau
Kamu hanya belum tahu bahwa mereka dengan kondisinya sekarang, telah menghabiskan air mata di masa lampau untuk selalu minta dijaga agar diistiqomahkan dan diberikan keberkahan
Kamu hanya belum tahu bahwa untuk mengingat kembali semuanya di masa lampau, rasanya getir, menyesal. Aku memilih untuk tidak mengulanginya.
Hargailah, untuk menjadi seekor kupu yang cantik membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Mereka butuh waktu untuk mengerti, kita juga butuh waktu untuk memahami
ilmu yang kita miliki tidak akan pernah cukup, selama apapun kita hidup
Belajarlah, perbaikilah
Semarang,
*berproses*
Komentar
Posting Komentar