Jika bukan karena Tuhan, aku tidak perlu kesulitan untuk menundukkan pandangan setiap aku melihat pada lawan jenis. Padahal memandangmu bisa meredam rindu yang berkecamuk, menjawab keresahanku semalam untuk tahu keadaanmu. Tuhan bilang, jika terlalu lama aku melihat, pandangan yang semula cinta bisa menjadi zina mata. Maaf Tuhan, aku salah
Jika bukan karena Tuhan, aku tidak perlu berpanas-panas menutup auratku dari rambut hingga ujung mata kaki. Tuhan bilang, kaki pun aurat. Siapapun yang memandang aurat, akan terkena dosa. Lalu tega-kah aku membiarkan orang-orang memandangku dan mendapat dosa? Lalu mana kata 'aku sayang mereka' yang aku katakan kemarin? Maaf Tuhan, aku salah
Jika bukan karena Tuhan, aku tidak perlu bersusah payah menahan pengap karena perasaan cinta yang bersemi dalam hati. Aku tidak perlu membungkus perasaan ini rapat-rapat. Aku tidak perlu berpura-pura seolah tidak ada apapun diantara kami. Tuhan bilang aku kuat, karena Dia tidak pernah mencoba aku melebihi kemampuanku. Maaf Tuhan, aku sangat mencintainya
Jika bukan karena Tuhan, aku tidak perlu berpikir panjang untuk meng-iya-kan ajakan laki-laki manapun yang mengajakku sekedar berjalan-jalan. Aku tidak perlu sungkan untuk berpegangan tangan, saling membelai. Tapi Tuhan bilang, aku tidak boleh pergi hanya berdua tanpa mahram. Tuhan bilang, setiap perempuan adalah mutiara. Bukankah hanya 'pria kaya' yang mampu membeli mutiara?
Tuhan, banyak salahku. Tapi tanpa malu aku terus datang menemui di lima waktu. Maafkan aku yang tidak tahu malu, yang tidak pernah berpuas diri, yang kesulitan beranjak dari kebiasaan berbuat dosa.
Tuhan, kau Maha pegang kendali. Aku tak khawatir manusia menjauhiku
Tapi Tuhan, jangan sekalipun tinggalkan aku. Jangan...
Komentar
Posting Komentar